Belakangan banyak isu dihembuskan bahwa syiah adalah
sesat, sehingga efek dari isu tersebut banyak ulama-ulama ahlu sunnah yang
difitnah telah memeluk syiah, tujuan fitnah itupun jelas yakni
mereka(wahabiyah) mengehendaki hancurnya golongan yang bersebrangan dengan
mereka dan mengehendaki hancurnya indonesia sebagaimana negara-negara timur
tengah yang hancur akibat meledaknya isu sunni-syiah.
Itulah sebabnya para ulama kita tetap menjaga NKRI
dengan tidak memperbesar isu Sunni-Syiah, walau mereka tahu bahwa syiah itu
bukan ahlu sunnah wal jamaah, terlepas dari itu semua berikut ini kutipan
fatwa-fatwa para Imam dan para Ulama mengenai aliran Syi’ah yang dirangkum oleh
Tim Sarkub Media.
Mereka itu mengeluarkan fatwa-fatwa setelah
mempelajari dan mengetahui sampai dimana kesesatan Syiah. Bahkan dari mereka
itu ada yang hidup dalam satu zaman dan satu daerah dengan orang-orang Syiah. Fatwa-fatwa para Imam dan Ulama
ini kami kutip dari kitab “Ushul Mazhab Asy’Syiah Al-Imamiyah
Al-Its’naasyariyah” oleh Dr. Nasir bin Abdullah bin Ali Al Ghifari.
Para Imam dan para Ulama tersebut dengan tegas
menghukum Kafir orang-orang Rofidhoh atau orang-orang Syiah yang suka
mencaci-maki dan mengkafirkan para sahabat, serta menuduh Siti Aisyah istri
Rasulullah SAW berbuat serong dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an yang ada
sekarang ini sudah tidak orisinil lagi (Muharrof).
Diantara para Imam dan para Ulama yang telah
mengeluarkan fatwa-fatwa tersebut adalah :
1. Imam Malik
االامام
مالك
روى
الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول :
قال
مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم
ليس لهم
اسم او قال نصيب فى الاسلام.
(
الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi,
katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata :
“Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan
Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557
)
2. Ibnu Katsir
Ibnu
Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang
artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu
riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh
(Syiah), yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
3. Imam Al Qurthubi
Imam Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam
Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang
sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru
sekalian alam dan membatalkan syariat kaum Muslimin”. (Tafsir Al Qurthubi,
16-297).
4. Imam Ahmad
الامام احمد ابن حمبل
:
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله
عمن يشتم
أبا بكر وعمر وعائشة ؟ قال: ماأراه على الاسلام
.
( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia
berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu
Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang
Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul
Hamid menceritakan kepadaku, katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata :
“Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam,
tanpa disadari”. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558).
Beliau Al Khalal juga berkata :
وقال الخلال: أخبرنا عبد الله بن احمد بن حمبل قال :
سألت أبى عن رجل شتم رجلا
من اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم فقال : ما أراه على
الاسلام
(الخلال / السنة : ۲،٥٥٧)
“ Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami,
katanya : “Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah
seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia
bukan orang Islam”. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82,
disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.”
5. Imam Al-Bukhori
“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.”
5. Imam Al-Bukhori
الامام
البخارى
.
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
أم صليت
خلف اليهود والنصارى
ولا
يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
.
( خلق أفعال العباد :١٢٥)
( خلق أفعال العباد :١٢٥)
Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah
aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku
sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh
memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga
tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi,
begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.” (Imam Bukhori / Kholgul Afail,
halaman 125).
6. Al-Faryabi
الفريابى
:
روى
الخلال قال : أخبرنى حرب بن اسماعيل الكرمانى
قال :
حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر
قال:
كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا الله،
قال: لا
تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى حفرته.
(الخلال/السنة:
۲،٥٦٦)
Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan
kepadaku Harb bin Ismail Al Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad
menceritakan kepada kami : “Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya
kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia
berkata : “Apakah orang semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya :
“Tidak”. Dan aku bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan
terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”.
Jawabnya : “Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu
angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”. (Al Khalal / As
Sunnah, 6-566)
.
7. Ahmad bin Yunus
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
7. Ahmad bin Yunus
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
8. Abu Zur’ah Ar-Rozi
أبو
زرعة الرازى.
اذا
رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
فاعلم
أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة.
(
الكفاية : ٤٩)
Beliau berkata : “Bila anda melihat seorang
merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah
bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur’an
dan As Sunnah”. (Al Kifayah, halaman 49).
9. ABDUL QODIR AL BAGHDADI
Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah,
Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah
mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah
kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum
sholat di belakang mereka”. (Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
Beliau selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka
adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’ 10. IBNU HAZM Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah,
baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur’an sesungguhnya sudah
diubah”.
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).
11. ABU HAMID AL GHOZALI
Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus
terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah
menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka
(para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan
pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan
keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.
Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini
banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat
itu kafir, maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan
Rasulullah. Sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau,
maka menurut Ijma’ kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir”. (Fadhoihul
Batiniyyah, halaman 149).
12. AL QODHI IYADH
Beliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi”.
Beliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi”.
Beliau juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa
saja yang mengingkari Al-Qur’an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada
ayat-ayat yang diubah atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah
(Syiah) dan Syiah Ismailiyah”. (Ar Risalah, halaman 325).
13. AL FAKHRUR ROZI Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan
Asyairoh mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.
(Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).
14. SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI
Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna
Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata :
“Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung
didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak sebagai
orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka”. (Mukhtashor At
Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).
15. MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI
Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat
dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang
terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
(Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar,
Al Warogoh, hal 15-16)
16. PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN
Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur’an dari kekurangan dan tambahan”.
Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur’an dari kekurangan dan tambahan”.
(Nahjus Salaamah, halaman 29-30).
Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para
Imam dan para Ulama yang dengan
tegas mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci maki dan mengkafirkan para
sahabat serta menuduh Ummul mukminin
Aisyah berbuat serong, dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang ini
tidak orisinil lagi (Mukharrof). Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih
tinggi (Afdhol) dari para Rasul.
Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca
dalam mengambil sikap tegas terhadap golongan Syiah.
“Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”
Namun terlepas dari itu semua demi keutuhan NKRI dan
demi berkembangnya islam diIndonesia seyogyanya kita tidak ikut memperkeruh Isu
Sunni-Syiah.
0 Response to "Fatwa Dan Komentar Para Ulama Tentang Syiah"
Post a Comment